Saturday, September 29, 2007

Save the Heart of Kalimantan






















_______________

by Bayu Dwi Mardana Kusuma. In The National Geographic Indonesia November 2006 Edition

Thursday, September 6, 2007

Tiwah: The Art of Death in Southern Kalimantan


Abstrak

Di Kalimantan Tengah terdapat masyarakat yang masih memelihara adat mengelola kematian, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kepercayaan Kaharingan, sampai sekarang di antaranya adalah kelompok etnis Dayak Ngaju (or Ngaju), yang terbagi lagi menjadi beberapa sub-kelompok kecil. Salah satu sub-kelompok kecil ini mendiami daerah Pendahara di Sungai Katingan. Praktek mengelola kematian menekankan gagasan tentang hubungan kehidupan di alam maya dan alam baka yang dapat mempengaruhi kesejahteraaan manusia yang masih hidup. Fokus pengelolaan kematian ini adalah penanganan jenazah dan upacara kematian Tiwah. Kegiatan pengelolaan kematian merupakan suatu karya manusia sebagai realisasi pemenuhan aspek spiritual kepada yang lebih berkuasa atas hidup manusia dan aspek sosial kepada sesama manusia dan lingkungan di sekitarnya. Dalam Antropologi Seni, karya manusia ditetapkan sebagai suatu karya seni berhubungan erat dengan persepsi dan interpretasi si pengamat karya. Lebih jauh lagi, persepsi semacam ini juga tergantung pada latar belakang budaya atau pengetahuan tentang suatu karya seni. Dengan demikian, jika pengelolaan kematian merupakan bagian dari siklus hidup masyarakat Ngaju sehari-hari, bagaimana upacara Tiwah dapat dinilai sebagai suatu karya seni? Artikel ini akan membahas kosmologi dan praktek Tiwah untuk dapat mengerti bentuk karya, representasi dari karya, dan social konteks karya tersebut.
_______________
Published in: Wasita, et.al. 2007. Naditira Widya. Archaeological Bulletin. Banjarbaru: Centre for Archaoelogy, Banjarmasin. vol. 1 no. 1. ISSN: 1410-0932. In press